Ya Allah, inikah rasanya sakit? Mengapa ya Allah, engkau
selalu memberikan pilihan keduaku. Aku ingin yg pertama, padahal aku telah
mencita-citakan bisa di sana sejak kelas 11. Bahkan, tak pernah terlintas
dibenakku untuk memilih yg kedua. Rasanya ini seperti cerita klasik buatku.
Sekali lagi aku mengalami hal yg sama.
Dulu, aku memilih SMANSA Solo untuk pilihan pertamaku. Tapi
akhirnya, aku nancepnya di SMAGA Solo. Padahal sama sekali tidak terlintas
dibenakku untuk masuk SMAGA. Hal ini terulang lagi di masa ini. Mungkin orang
bilang STAN lebih hebat dari pada STIS. Tapi, tahukah kalian? Perjuangan masuk
STIS tak segampang yg kalian kira. Memang betul, STIS pesaing awalnya hanya
12ribu orang yg tak sebanyak STAN yg mencapai 100ribu orang. Tapi, boleh dikata
kamu bisa masuk STAN tapi belum tentu masuk STIS, atau sebaliknya. Ironis
bukan? Ini realita, akunya yg ingin masuk STIS, nyatanya gagal untuk tes
kesehatan. Padahal selangkah lagi untuk berhasil.
STIS memang lebih ketat untuk bisa menjadi mahasiswanya. Ada tiga tembok yg harus ditembus. Dari tes tertuls yg isinya kita mengerjakan soal Matematika 60 soal dan Bahasa Inggris 60 soal. Dan itu gak gampang bro. Soalnya susah banget terutama bhs inggris. Dan setelah ujian tertulis itu aku telah memproklamirkan telah gagal. Tapi aneh, aku lolos menembus benteng pertama. Aku tak percaya bahwa aku lolos tahap pertama. Berarti aku telah mengalahkan 11ribu orang. Tapi teman, tahukah kalian berapa soal yg aku kerjakan? Matematika hanya menjawab 39 soal dan hanya benar 32 soal. Bahasa Inggris menjawab 44 soal dan hanya benar 30an. Aku melonjak kegirangan, tak menyangka aku bisa lolos.
kartu peserta ^_^
STIS memang lebih ketat untuk bisa menjadi mahasiswanya. Ada tiga tembok yg harus ditembus. Dari tes tertuls yg isinya kita mengerjakan soal Matematika 60 soal dan Bahasa Inggris 60 soal. Dan itu gak gampang bro. Soalnya susah banget terutama bhs inggris. Dan setelah ujian tertulis itu aku telah memproklamirkan telah gagal. Tapi aneh, aku lolos menembus benteng pertama. Aku tak percaya bahwa aku lolos tahap pertama. Berarti aku telah mengalahkan 11ribu orang. Tapi teman, tahukah kalian berapa soal yg aku kerjakan? Matematika hanya menjawab 39 soal dan hanya benar 32 soal. Bahasa Inggris menjawab 44 soal dan hanya benar 30an. Aku melonjak kegirangan, tak menyangka aku bisa lolos.
kartu peserta ^_^
Tahap 2, Test Psikotest dan wawancara.
Butuh perjuangan juga untuk menaklukkan tes ini. Aku harus
bolak-balik jogja sampai dua kali dua hari berturut-turut. Capek banget
rasanya. Dan tahukah kamu, saat itu hanya sendirian, buta jogja, sendirian dan
berkali-kali nyasar. Tapi hal itu gak bakal mengendorkan semangat juangku. Dan disana
aku bertemu dg temen seperjuanganku dulu waktu SMP. Mereka lebih pandai kalau
dibandingkan denganku waktu SMP dulu. Tak apalah, yang terpenting waktu itu
hanya bekerja sesuai kemampuanku.
Hari ke-2, Test Wawancara.
Dag dig dug, dag dig dug. Jantungku bener-bener berdegup
kencang. Sebenarnya aku tak takut dalam hal wawancara. Tapi hanya reflek saja
kalau tetep deg2an. Akhirnya tiba juga waktuku untuk diwawancarai. Aku ditanyai
pertanyaan bertubi2 oleh dua orang secara bergantian. Uuuuuuuh....sampai-sampai
membuatku malas menjawab. Kurang lebih hampir satu jam aku dihantam pertanyaan. Dari
pertanyaan hal-hal yg memotivasi masuk STIS, keluarga, dan hal2 yg berbau
kewarganegaraan. Tapi aku lega dg berakhirnya tes ini. It’s time to go
home!! Capek, capek, capek, rasanya, aku
pulang, aku ingin pulang. Dan hanya sendiri lagi.
26 Juli 2010
Tanggal yg bener2 aku tunggu2, hari pengumuman untuk tahap
ke dua. Hari yg bener2 aku nantikan selama sebulan lamanya setelah tahap 2 itu
selesai. Hari dimana aku yg malamnya tidak tidur krn menunggu pergantian antara
25 Juli ke 26 Juli. Jam 12 malam tepat, aku membuka website stis.ac.id lewat
hape butut ku.Dag dig dug dag dig dug, begitu kencangnya jantung ini berdegup.
Ya Allah, aku bener2 hanya bisa pasrah, kataku waktu itu. Tanganku gemetaran
saat memencet tombol2 hape. Menulis nomor peserta dan tanggal kelahiran
dan.................kosong, ternyata belum ada pengumuman. Padahal jantung ini
masih berdegup dg kencangnya.
Aku mengulang lagi, terus dan terus mencoba memeriksa pengumuman. Aku jadi pesimis lagi. Huaaaaaaa......, mengapa sobat, aku harus bisa mengalahkan 1242 peserta lagi di tahap ini. Uuuuuh...belum ada, aku terus mengulang sampai jam 01.00 dini hari. Dan masih tetap nihil. Padahal mata ini dah gak kuat dan ingin memejamkan walo sebentar. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk tidur, alarm tersetting pukul 02.00. tidur dulu, dan nanti bangun sejam lagi.
Tuling tuling tuling tuling tuling, hapeku mengagetkan tidurku, it’s time to wake up. Dg mata yg masih kriyip2, mencoba lagi melihat pengumuman. Ketik stis.ac.id, login, 331077, nomor pesertaku, 10091992, dan itu tanggal lahirku. Sedih, senang, bahagia, semuanya meluap seakan ingin teriak-teriak. Horeeeey....aku lolos, keluar rumah dan menyoraki dari luar pada seisi rumah ibu bapak, dan lek Parji, karena waktu itu memang lagi tidur di rumah simbah. Alhamdulillah, puji syukur hanya untuk Allah, benteng ke dua jebol sejebolnya.
Tes Kesehatan
Selang beberapa hari pengumuman ada lagi tes terakhir, bisa disebut tembok terakhir yg harus aku jebol. Tes kesehatan di rumah sakit TNI Yogyakarta. Tesnya begitu kompleks, seperti tes THT, Mata, Morfologi Tubuh, Jantung, Paru-paru. Saya pikir ini hanya tes formalitas dan sudah pasti saya keterima karena tidak masuk bagian cadangan. Waktu itu juga harus membayar 600an ribu, lumayan sekali kalo buat shopping :v. Usai sudah perjuangan untuk tes ini dan hanya tinggal menunggu hasilnya apa pun itu.
3 Agustus 2010
Momen yang sangat bersejarah dalam perjalanan hidupku, menentukan nasib arah perjalanan diri ini. Tanggal ini adalah pengumuman USM STAN 2010 dan sekaligus STIS juga telah mengumumkan siapa saja yg lolos tes kesehatan. Langsung saja aku cus ke warnet di kecamatan, menunggu loading web stan.ac.id. Dan sudah di duga saking banyak yg mengakses sampai-sampai tak bisa diakses. Search di google membuka link di afidar wordpress yg ternyata beliau adalah staff pegawai di STAN juga. Sudah terdownloadlah file yg di dalamnya tak tahu ada atau tidak namaku. Tangan gemeteran mengetik nama Muhammad Rochim pada tombol search di pdf. Masih tak bisa berhenti gemetaran, dan...........puji syukur hanya untuk Allah, namaku tercantum di situ. Aku menjadi salah satu dari 3000an orang yg diterima di STAN. Walau aku hanya diterima di spesialisai Akuntansi yg merupakan pilihan kedua saya setelah Pajak. Iseng-iseng saja aku mencoba membuka web STIS, masih dengan santai dan terlalu optimis mendownload, membuka dan masya Allah......nomer pesertaku sama sekali gak ada. :(:(:(:(:( Aku terus mengulangi sampai beberapa kali dan tetap gak ada. Mata berkaca-kaca, dan tak tertahankan lagi menangis di dalam warnet, terisak. Ya Allah apa salahku? Kurang sehat apa aku, penyakitan apa aku. Menarik nafas dalam-dalam, mencoba sabar, dan ikhlas. STIS yg menjadi target utama sejak kelas 2 SMA, STIS yg tiap bulannya bakal digaji 800ribu, STIS yg menguras air mata dan tenaga, selamat tinggal. Aku pulang, dg print-printnan STAN yg tecantum namaku. Pertama kali aku menunjukkan pada omku tanpa memberitahu bahwa aku gagal tes kesehatan STIS. Euphoria tak seheboh saat aku lolos tahap 1 dan 2 STIS.
beberapa hari kemudian
Masih membungkam dan sedih, ada apa dg diriku ini hingga STIS menolakku. Aku mencoba bertanya pada email STIS langsung. Dan sampai sekarang pun pesan itu tak pernah saya hapus.
Aku mengulang lagi, terus dan terus mencoba memeriksa pengumuman. Aku jadi pesimis lagi. Huaaaaaaa......, mengapa sobat, aku harus bisa mengalahkan 1242 peserta lagi di tahap ini. Uuuuuh...belum ada, aku terus mengulang sampai jam 01.00 dini hari. Dan masih tetap nihil. Padahal mata ini dah gak kuat dan ingin memejamkan walo sebentar. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk tidur, alarm tersetting pukul 02.00. tidur dulu, dan nanti bangun sejam lagi.
Tuling tuling tuling tuling tuling, hapeku mengagetkan tidurku, it’s time to wake up. Dg mata yg masih kriyip2, mencoba lagi melihat pengumuman. Ketik stis.ac.id, login, 331077, nomor pesertaku, 10091992, dan itu tanggal lahirku. Sedih, senang, bahagia, semuanya meluap seakan ingin teriak-teriak. Horeeeey....aku lolos, keluar rumah dan menyoraki dari luar pada seisi rumah ibu bapak, dan lek Parji, karena waktu itu memang lagi tidur di rumah simbah. Alhamdulillah, puji syukur hanya untuk Allah, benteng ke dua jebol sejebolnya.
Tes Kesehatan
Selang beberapa hari pengumuman ada lagi tes terakhir, bisa disebut tembok terakhir yg harus aku jebol. Tes kesehatan di rumah sakit TNI Yogyakarta. Tesnya begitu kompleks, seperti tes THT, Mata, Morfologi Tubuh, Jantung, Paru-paru. Saya pikir ini hanya tes formalitas dan sudah pasti saya keterima karena tidak masuk bagian cadangan. Waktu itu juga harus membayar 600an ribu, lumayan sekali kalo buat shopping :v. Usai sudah perjuangan untuk tes ini dan hanya tinggal menunggu hasilnya apa pun itu.
3 Agustus 2010
Momen yang sangat bersejarah dalam perjalanan hidupku, menentukan nasib arah perjalanan diri ini. Tanggal ini adalah pengumuman USM STAN 2010 dan sekaligus STIS juga telah mengumumkan siapa saja yg lolos tes kesehatan. Langsung saja aku cus ke warnet di kecamatan, menunggu loading web stan.ac.id. Dan sudah di duga saking banyak yg mengakses sampai-sampai tak bisa diakses. Search di google membuka link di afidar wordpress yg ternyata beliau adalah staff pegawai di STAN juga. Sudah terdownloadlah file yg di dalamnya tak tahu ada atau tidak namaku. Tangan gemeteran mengetik nama Muhammad Rochim pada tombol search di pdf. Masih tak bisa berhenti gemetaran, dan...........puji syukur hanya untuk Allah, namaku tercantum di situ. Aku menjadi salah satu dari 3000an orang yg diterima di STAN. Walau aku hanya diterima di spesialisai Akuntansi yg merupakan pilihan kedua saya setelah Pajak. Iseng-iseng saja aku mencoba membuka web STIS, masih dengan santai dan terlalu optimis mendownload, membuka dan masya Allah......nomer pesertaku sama sekali gak ada. :(:(:(:(:( Aku terus mengulangi sampai beberapa kali dan tetap gak ada. Mata berkaca-kaca, dan tak tertahankan lagi menangis di dalam warnet, terisak. Ya Allah apa salahku? Kurang sehat apa aku, penyakitan apa aku. Menarik nafas dalam-dalam, mencoba sabar, dan ikhlas. STIS yg menjadi target utama sejak kelas 2 SMA, STIS yg tiap bulannya bakal digaji 800ribu, STIS yg menguras air mata dan tenaga, selamat tinggal. Aku pulang, dg print-printnan STAN yg tecantum namaku. Pertama kali aku menunjukkan pada omku tanpa memberitahu bahwa aku gagal tes kesehatan STIS. Euphoria tak seheboh saat aku lolos tahap 1 dan 2 STIS.
beberapa hari kemudian
Masih membungkam dan sedih, ada apa dg diriku ini hingga STIS menolakku. Aku mencoba bertanya pada email STIS langsung. Dan sampai sekarang pun pesan itu tak pernah saya hapus.
Seperti itulah jawabannya, dan memang ada sesuatu di dalam tubuhku ini. Something wrong with my heart. Memang sedari kecil ochim ini sering kali sakit-sakitan. Bahkan sampai suatu ketika ngelantur pasti ochim ini bakal mati muda, astagfirullah. Memberanikan diri aku memberitahu om ku. Memang semuanya aku selalu kasih tahu ke om ku, tak mungkin aku memberi tahu pada ayah ibu. Dan beliau reaksinya ternyata biasa aja, malah berkomentar, "cilikanmu kakehan mangan gordon, chiki". Tak apalah paling tidak STAN masih mau menerimaku, STAN menjadi masa depanku. Dan semuanya sudah direncanakan oleh Allah yg Maha Tahu Segalanya.
keren gan! gue percaya allah punya jalan yg lebih baik gan!!
ReplyDeleteyoi, thx mas bro
Deletedistan itu tesnya gimana? aku juga taun ini mau dfar stan dan stis.. apa nanti jadwalnya bertubrukan ya? mohon pencerahan.. aku juga dari sragen lohh
ReplyDeletekalau sekarang ada tes tertulis yg isinya tes kemampuan umum ama bhs inggris, kalau udah lolos tes 1 lanjut tes kesehatan dan psikotest, trus lanjut tes wawancara. Kalau jadwal tesnya gak bertubrukan kok biasanya. Duluan stis baru stan tesnya.
DeleteBerarti bisa daftar stan sama stis sekaligus??
ReplyDeleteAku kira hanya salah satu, mhon jwb
Berarti bisa daftar stan sama stis skaligus?? Kirain hrus slh satu. Mhon balasanny
ReplyDeleteiya bisa pake banget dong, dulu ane juga daftar dua-duanya kok, berhubung stis gagal di tes kesehatan ya ane ambilnya di STAN, begitu :)
Deletehai kak. kalau di STIS, ada persyaratan tinggi badan gitu apa nggak? mohon dijawab :)
ReplyDeletelupa e dek, coba langsung buka stis.ac.id sekarang udah buka pendaftarannya deh
Deletebaca nya bikin nanges kak, besok ak wawancaraa kesehatan.doakan ya kak,,semoga berhasil
ReplyDeletegood luck dek fatma
DeleteHaduh ampir mirip sama saya kak
ReplyDeleteKemarin pengumuman stis & stan
Alhamdulilah saya lolos stan (walaupun baru tahap 1)
Tp tahap 3 stis saya ga lolos. nyeseknya bukan main jd kehilangan motivasi gini. Padahal saya berharap banyak dr stis T_T. Klo boleh tau, email untuk nanya hasil tes ke stis apa ya kak?
info@stis.ac.id dek. Tetap semangat, sekolah gratis kan gak hanya stis aja dek.
DeleteKakak pas mau tes tulis belajar matematika ga? Kalo belajar, belajar materi apa aja? Soal matematikanya semua materinya keluar atau materi materi tertentu?
ReplyDeletecari amannya ya dipelajarin semuanya dek, wkwkwk. Mirip-mirip soal mate di sbmptn juga kok dek
DeleteItu bertanya dengan dosen stis ? lewat mana? makasih
ReplyDeleteawalnya tanya di info@stis.ac.id. Tp dibalesnya pake email itu dek
ReplyDeleteKak kita senasib gak lolos di tes paling akhir:'( padahal cuma garagara hb ku rendah. Dan itu rasanya nyesek bgt kak:'(
ReplyDeletekakak gak lulus tes kesehatan di STIS,tapi kok bisa lulus kesehatan di STAN kak? jawab ya kak
ReplyDeletekak,kan ga lulus kesehatan di STIS,tapi kok bs lulus kesehatan di STAN? atau STIS memang ketat ya? mohon dijawab ya kak
ReplyDeleteNyoba jawab karena pernah ngalamin keduanya
DeleteKalo stis lebih ke kesehatan dalam (cek darah dsb) pokoknya harus di rs
Kalo stan cek kesehatan biasa habis itu kebugarannya di tes (lari)
Sedih kak bacanya jadi inget waktu dulu daftar smp saya juga nangis ga lolos, stan juga udah bagus banget kak. Saya sekarang kelas 11 dan tahun depan berencana daftar stis atau stan kak :)
ReplyDeleteKita hampir senasib kak
ReplyDeleteTahun lalu usm stis, aku sampe tahap terakhir dan dinyatakan cadangan, tapi ternyata gak dipanggil
Trus nanya ke pihak stis katanya gak ada gangguan apa2 dalam kesehatan maupun wawancara (tahap 3 th 2015 kesehatan+wawancara), sampe sekarang emailnya juga belum saya hapus
Tapi akhirnya sekarang masuk stan dengan pilihan pertama
Mungkin ini yg terbaik yg diberikan Allah :)
Semangat adek2 pejuang ikatan dinas...
Aku juga ga lolos kesehatan kak. Hari ini juga, aku sampe nge-check berkali kali dan nge-download pengumuman nya dua kali (berharap salah upload stisnya). Tapi tetep ga ada juga nomer aku. Aku juga email ke stis. Nyakitin banget, padahal tinggal terakhir (curhat). Ga tau dah ini ngidap penyakit apaan, sampe2 ga keterima di kesehatan. Pendaftaran dari bulan Maret, deg-degannya sampe Agustus, ternyata ga lolos juga. Ga tau apa emang belom rejekinya kali ya. Buat para pejuang STIS yang belom bisa tembus, tetep semangat, kesempatan masih banyak. Boleh jadi yang kita inginkan bukan yang terbaik buat kita menurut Allah. Buat yang lolos, KALIAN HEBAT SEKALIIIIII!!!!! Usaha kalian terbayarkan :) Allah ga pernah salah kasih rejeki hambaNya.... Minta doa nya buat tahun depan lagi :)
ReplyDeleteKaa ada saran gaa? Sebaiknya kita cek kesehatan dlu apa sebelum dftr stis. Jadi seblm dftr kita tau bakal lolos tes kesehatan engga , seblm ngelewati tahap 1 dan tahap 2. Makasih
ReplyDeleteKaa sebaiknya kita cek kesehatan dlu apa gimana ya kaa? Sebelum ikut tes di stis. Untuk menghindari hal2 diatas. Makasih
ReplyDeleteKaa sebaiknya kita cek kesehatan dlu apa gimana ya kaa? Sebelum ikut tes di stis. Untuk menghindari hal2 diatas. Makasih
ReplyDeleteSelamat siang,Kak. Mau tanya tentang psikotest..
ReplyDeleteDulu, pas Kakak test menggambar pohon, apa dari bentuk daunnya benar2 harus seperti pohon atau hanya keriting2 gitu Kak? Aku baca di berbagai sumber mengatakan setiap bentuk keriting dan lonjong kayak daun beneran punya definisi yang beda2. Terimakasih Kak...
Soalnya aku baca dr berbagai sumber, definisi daun keriting dan bentuk daun yang sebenarnya beda satu sama lain
Halo masbro,sy tersentuh sekali dgn kisah ini,selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian,ceritamu juga menyadarkan sy bahwa selama 4 tahun kuliah di STIS sy merasa tidak maksimal hanya lulus sekedar lulus,ya mungkin karena dari awal sudah pun hanya mencoba coba saja.
ReplyDeleteSalam dari alumni STIS 😊