Saturday, May 30, 2015

Rindu part II

Rambutmu saat itu sudah lebih banyak memutih. Wajahmu nampak banyak kerutan dan begitu lelah. Kakimu bahkan sedikit bengkok. Dulu engkau pernah bercerita, waktu mudamu sering meminggul dagangan saat ke pasar.

Masih segar dalam ingatanku caramu tertawa. Terlihat gigi-gigimu yang masih lengkap. Caramu berjalan, caramu marah, caramu menangis. Bagaimana mungkin aku tak ingat, 22 tahun engkau selalu bersamaku.

Dan beberapa masa lalu pernah bilang, engkau berjanji tak akan mati sebelum ikut merasakan gaji dariku, cucu pertamamu.

Beberapa waktu lalu diam-diam engkau selalu menyimpan buah-buah yg dikasih bulik sampai aku pulang. Tak harus menungguku pulang untuk memakannya mbah.

Beberapa waktu lalu bahkan aku masih selalu menjabat dan mencium tanganmu sebelum berangkat ke perantauan. Meminta doa restumu dilancarkan segala urusanku disini. Mendapat penempatan yang dekat dengan rumah.

Dan beberapa waktu lalu bahkan engkau diam-diam tiap malamnya selalu tahajud. Memohon sang Pencipta, melancarkan rezeki anak-anak dan cucumu.

Dan ternyata hampir dua bulan engkau meninggalkan kami. Beberapa hari ini aku begitu kangen. Dan aku tak tau harus bagaimana cara meluapkannya. Harus bersedih? Menangis? Bahkan berkali-kali engkau selalu hadir di dalam mimpiku.

Simbah....., cucumu kangen. 

No comments:

Post a Comment

Please add your comment. But polite, and not excessive.