Saturday, June 27, 2015

Kenapa pencuri itu mencuri dari orang miskin sepertiku?

Tanggal 25 Juni 2015.

Selesai sudah rangkaian kegiatan prajabatan golongan II gelombang 3. Penutupan sore itu begitu menyenangkan dan sedikit sendu. Karena kami kelas 23K yang dipertemukan dalam waktu 2 minggu harus berpisah. Menyebar kembali ke instansi masing-masing. Begitu banyak kenangan manis dan pahit diberikan dalam prajabatan ini.


Sore harinya buka bersama dengan beberapa kawan yang memang kantornya di Jakarta, kawan-kawan bea cukai kantor pusat. Selesai itu, kami rombongan Surabaya harus menuju Bandara Halim untuk mengejar pesawat yang akan terbang pukul 20.30 WIB.

Di pesawat semuanya terasa lancar dan aman tanpa kendala. Bahkan kami sempat mengambil foto selfie. Terbang dari Halim sampai di Bandara Djuanda hampir pukul 22.00 WIB. Melanjutkan perjalanan ke terminal Bungurasih dengan taksi bandara.

Sesampainya di bungur awalnya ada sekelompok porter yang mencoba membawakan barang bawaanku dan Pam. Tapi kami tolak. Kami bukan anak yang baru kemarin mengenal Bungurasih. Sudah hampir 8 bulan aku hidup di Kota Sidoarjo. Dan tiap 2 minggu sekali selalu pulang ke Solo. Saat itu selalu ada yang menawarkan dan menanyakan kami mau ke mana malam itu. Terakhir ada yang mengarahkan kami ke tempat yang padahal di situ bukan tempat bus patas menuju solo. Ya kami sudah tahulah.

......

Naik bus eka dan posisi nomor dua dari depan. Tas besar aku taruh di bagasi bus, tas kecil aku bawa ke dalam bus. Pukul 22.30 bus berangkat menuju solo. Dan saat itu entah kenapa begitu mengantuknya luar biasa. Langsung pulas sampai di rumah makan duta, Ngawi untuk sahur. Hanya saja saat bangun posisi tas tidak berdiri. Semuanya belum terasa mencurigakan. Hingga sampai di terminal tirtonadi, Solo, saat oper bus aku melihat isi dompet yang tinggal seribu. Aku merogoh-rogoh dalam tas ada beberapa uang dua ribuan. Dan masih belum sadar. Berpikir memang uang sudah habis untuk bayar taksi dan bus. Bodoh sekali waktu itu.

Sampai di rumah pukul 05.30. Sholat shubuh dan baru setelah itu membuka isi tas. Tercengang bukan kepalang. Laptop itu sudah berubah wujud menjadi gentheng. Dan benar kalau sebelumnya dompet ada beberapa lembar lima puluh ribuan ikut ludes. Ya Allah ya Rabb, semua dataku ada dalam laptop itu. Laptop yang dulu belinya harus menjual secuil tanah orang tua. Dan waktu itu tahun 2010 bila dinominalkan sekitar 6juta. Semua koleksi one piece yang dari episode 1-terbaru, koleksi naruto, foto-foto makrab, foto naik gunung, semuanya lenyap. Hampir setengah kenanganku ada disitu. Dan sekarang hilang begitu saja.

Mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Mungkin Tuhan memaksaku untuk menyedekahkan hartaku secara paksa. Gajiku selama 7 bulan terakhir bahkan tidak aku hitung zakat malnya. Aku hanya bersedekah ala kadarnya. Hadiah-hadiah kuis tahun 2014 pun juga demikian. Dan lagi harus mengikhlaskan setengah kenanganku hilang. Mungkin Allah sedang mencoba mengujiku. Aku sadar bahwa akhir-akhir ini belum ada ujian dalam hidupku. Dan sekarang ujian kecil ini menghampiriku.

No comments:

Post a Comment

Please add your comment. But polite, and not excessive.