Aku bernama lengkap Muhammad Rochim. Mulai sejak SMP lebih
akrab dipanggil ochim. “R”-nya hilang. Muhammad artinya “orang yang terpuji”,
Rochim artinya “penyayang”. Mungkin itulah doa yang diharapkan orang tuaku atas
namaku. Aku terlahir di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Pada hari Kamis
Pahing, 10 September 1992. Ayahku bernama Suyamto, golongan darah O. Ibuku
bernama Sumi, golongan darah AB. Secara ilmu biologi, antara O dan AB maka
turunannya bisa A, B, AB, dan O. Dari ke empat probabilitas itu golongan darah
B mengalir dalam tubuhku. Sedangkan adikku A. Iya, aku dua bersaudara,
laki-laki semua.
Selama 18 tahun aku besar bersama orang tuaku. SD masih satu
kecamatan, SMP sudah beda kecamatan, SMA mencoba di kota yang berbeda. Dan di
umur 18 tahun menjajal hidup di perantauan untuk melanjutkan studi kuliah.
Aku memiliki tinggi badan 168 cm. Naik 3 cm semenjak pertama kali punya SIM C. Masih ingat dalam ingatanku tertulis angka 165 cm di kartu
SIM C itu. Berat badan sekarang antara 56-58 kg. Tak pernah bisa lebih dari
itu. Itu sudah lebih baik dari pada sewaktu SMA yang hanya 45-48 kg.
Aku tak suka sepak bola, palagi menonton pertandingan bola. Tak
pernah main badminton, tak pernah menonton pertandingan badminton. Lalu olahraga
apa yang aku suka? Entahlah. Dulu waktu SMP bisa juara 3 sprint sekelas. Bisa
lompat jauh sampai hamper 4 meter. Lompat tinggi.
Tahun 2013-2014 punya hobi mendaki gunung, ngecamp di
pantai. Aku suka poker, suka baca komik one piece dan naruto. Suka nonton anime
one piece dan naruto pula.
Aku, dulu pernah ingin menjadi guru SD. Simpel, guru SD itu
enak. Saat murid libur aku pun juga ikut libur. Apalagi jam kerja sampai jam 12
siang. Berbeda dengan kenyataan pekerjaanku sekarang. Senin sampai dengan Jumat
dari pukul 07.30-17.00.
Aku, yang kuinginkan sekarang tak lebih dan tak kurang
adalah ingin membahagiakan orang tuaku. Merenovasi gubuk tua yang seumur
denganku agar lebih layak dihuni. Menyekolahkan adikku sampai lulus. Demi kehidupan
yang lebih baik di masa mendatang. Tapi aku, juga berharap sebelum umur 25
tahun sudah mengikrarkan janji suci dengan wanita yang aku cintai dan menerima
aku apa adanya. Kemudian membangun rumah tangga bersama, rumah sederhana. Aku,
dalam doaku berharap dikaruniai anak kembar. Anak-anak yang lucu yang akan
selalu mengisi hari-hariku dengan tawa mereka. Selepas kerja, capek pun bakal
sirna. Karena ada mereka, calon istriku, dan calon anak-anakku.
Aku yang sekarang, sebentar lagi 23 tahun. Selalu berdoa apa
yang ada dalam angan-anganku itu bisa terjadi. Amin
Tabanan, 30 Agustus 2015.
Barisan kamis pahing angkat tangan!! Hahahaa
ReplyDeleteSalam kenal jangan lupa mampir
chikidoityourself.blogspot.com